Minggu, 14 Mei 2017

Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsure estetika dan ergonomis.

1.    Unsur Estetika
Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni atau dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki unsur keindahan.

Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang.

2.    Unsur Ergonomis


Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya kerajinan adalah seperti berikut:

a.    Keamanan (security) yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan produk kerajinan tersebut.

b.    Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang tinggi.


c.    Keluwesan (flexibility), yaitu keluwesan penggunaan.
Produk kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi
kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.




sumber :

Teknik Seni Ukir dan Seni Pahat Khas Indonesia

Salah satu karya seni khas indonesia adalah seni ukir dan pahat, Alam yang kaya raya telah memberi inspirasi kepada masyarakat yang berpikir kreatif, seperti tercermin dari seni ukir yang kemudian melahirkan beragam jenis, tergantung kepada kreativitas dan daya dukung alam yang kaya. Khusus untuk seni ukir yang berbahan dasar kayu, semakin beragam karena didukung oleh alam indonesia yang memiliki hutan tropis sehingga menghasilkan kayu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar untuk mengukir.

Berbeda dengan seni ukir modern, seni ukir yang tradisional lahir tidak saja sebagai karya seni dan tujuan untuk berkesenian, melainkan sangat terikat erat dengan berbagai persoalan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat tradisional. Dengan demikian seni ukir tradisional ini pada awalnya bisa lahir karena untuk persembahan kepada leluhur sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Di Indonesia seni ukir sudah ada sejak zaman prasejarah, yaitu pada zaman batu muda. Pada zaman itu manusia sudah mengenal perkakas untuk keperluan rumah tangga serta benda-benda yang terbuat dari kayu dan gerabah. Dilihat dari jenisnya, ukiran dibagi menjadi: ukiran tembus, ukiran rendah, ukiran tinggi, dan ukiran utuh.

Sebelum kita mempelajari cara atau teknik mengukir ada beberapa hal yang perlu kita ketahui diantaranya adalah sebagai berikut.

Motif Ukir



Setiap daerah memiliki ciri khas motif ukiran. Penamaan ukiran biasanya berdasarkan tempat dari mana motif itu berasal. Misalnya, motif Pajajaran, motif Mataram, motif Majapahit, motif Bali, motif Jepara, motif Madura, motif Dayak, motif Nias, motif Pekalongan, motif Cirebon, motif Yogyakarta dan motif Surakarta. Masing-masing motif memiliki ciri khas tersendiri yang menjadi kekuatan dan kekayaan ragam hias seni ukir nusantara.

Dari berbagai macam motif tersebut ada beberapa yang memiliki persamaan, seperti motif relung, patran, ulir, benangan, cawen, pecahan, angkup, endong, simbar, trubusan, cula, sunggar, danjambul. Jenis ukiran ini memiliki kesamaan dalam bentuknya namun pada akhirnya memiliki sentuhan tersendiri sehingga tetap saja dengan mudah dapat dibedakan.

Alat Ukir



Alat untuk mengukir adalah pahatan, palu, batu asah, sikat. Untuk mengukir dengan menggunakan media batu, kayu, atau bambu memiliki jenis pahatan yang berbeda.

Berikut ini adalah jenis-jenis pahat ukir.

1.    Pahat penyiku yaitu pahat yang bagian ujung pahatnya melengkung sesuai dengan fungsinya untuk memahat bagian-bagian yang melengkung. Membuat ragam lingkaran, bulatan daun, bulatan bunga, sisi wajah manusia, menggunakan pahat penyiku ini.
2.    Pahat penyilat, yaitu pahat yang bentuknya lurus sesuai dengan fungsinya untuk mengukir bagian-bagian yang lurus. Pada seni ukir yang berasal dari suku Asmat kebanyakan menggunakan pahat penyilat, sehingga ragam pahatannya lurus dan tegak.
3.    Pahat kol, yaitu jenis pahat lengkung yang bagian ujungnya untuk membuat bentuk cekungan. Membuat cekungan harus menggunakan pahatan ini, tidak bisa dengan pahatan lain. Menimbulkan efek dua dimensi adalah dengan menggunakan pahat kol ini. Dengan demikian pada permukaan datar akan didapat kedalaman-kedalaman tertentu sesuai dengan benda atau barang yang menjadi sumber inspirasi pahatan yang terdapat di alam yang bentuknya tiga dimensi.
4.    Pahat pongot, pahat yang bentuknya menyudut ke arah kiri atau kanan, berfungsi untuk membersihkan sudut-dudut pada ukiran. Kehalusan hasil akhir ukiran sangat tergantung pada keterampilan pengukir atau pemahat menggunakan pahat pongot ini.

Teknik-teknik yang digunakan untuk mengukir kayu dari berbagai pemotongan untuk memahat. Berikut adalah beberapa teknik termudah dan paling efektif untuk membantu Anda membuat ukiran kayu.

Carving



Adalah seni chipping dan memotong pada bagian datar dari kayu untuk membuat ukiran agar tampaknya menjadi tiga dimensi. Teknik ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti pahat dan palu, pisau ukir meskipun sering digunakan untuk memperjelas detail. Dalam ukiran relief, pengrajin pahat kayu membuat gambar terlebih dahulu kemudia mulai mengukir kayu hingga tampak bagian yang timbul seperti relief.

Chip Carving



Teknik ukiran Chip biasanya digunakan pada potongan-potongan yang lebih besar dari pekerjaan seperti tunggul pohon atau kayu, dan menggunakan kapak dan pahat yang lebih besar. Teknik ini untuk membuat karya yang besar seperti patung, dan ini melibatkan proses yang rumit.

Pembakaran Kayu



Pembakaran kayu adalah teknik terutama digunakan untuk menambah desain untuk finishing kayu, tetapi beberapa pemahat benar-benar menggunakan metode pembakaran untuk mengukir kayu kecil. Kayu yang dibakar akan menghitam di sekitar ukiran akhir dan memperjelas kesan sehingga tapak lebih hidup.

Mengerik



Mengerik adalah salah satu cara tertua dan paling sederhana dalam teknik memahat kayu. Teknik ini melibatkan tidak lebih dari sepotong kayu dan pisau ukir. Berlatih seni ini ternyata cukup rumit walaupun tampaknya sangat mudah, bagi pemula untuk membuat ukiran dari teknik ini dapat menghabiskan waktu setengah jam. Dalam banyak kasus, pemahat kayu yang sudah terampil dapat menggunakan pisau dengan ukuran terkecil untuk memperjelas detail dari ukirannya.




sumber :

Berbagai Kerajinan Daerah dan Kota Asalnya


Sentra kerajinan daerah tersebar diberbagai wilayah di Indonesia, dengan produk khas serta ciri dan keunikannya masing-masing. Beberapa daerah memiliki produk khas seperti Wayang, ada juga produk kerajinan perak dan produk-produk khas lainnya. Oleh karena itu tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa di setiap sudut Indonesia terdapat kerajinan khas daerahnya.
Kota-kota yang menjadi sentra kerajinan daerah biasanya juga memiliki pasar khusus yang menjual produk-produk khas daerah tersebut, selain sebagai daya tarik wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri, juga sebagai bentuk pengembangan sumber daya manusia dengan basis kewirausahaan.


Kerajinan daerah khas masing-masing wilayah bisa dibedakan berdasarkan kota asal maupun sebaliknya, yaitu setiap kota bisa memiliki kerajinan khas daerah mereka.
1.  Kerajinan Perak
Daerah     :       Kota Gede, Yogyakarta
Bahan      :       Perak
1.  Kerajinan Arca
Daerah     :       Minangkabau – Sumatera Barat, Medan – SumateraUtara
Bahan      :       Benang sutera, benang mengkilat

1.  Wayang Kulit
Daerah     :       Yogyakarta
Bahan      :       Kulit Sapi atau kulit domba

1.  Kipas Kayu Cendana Bali
Daerah     :       Bali
Bahan      :       Kayu Cendana

1.  Topeng Barong
Daerah     :       Bali
Bahan      :       Kayu, cat, tali sebagai rambut


1.  Kerajinan Kayu Pigura Bali dan Jepara
Daerah     :       Bali, Jepara
Bahan      :       Kayu


sumber :

Sabtu, 13 Mei 2017

Pengertian, Manfaat, dan Unsur - Unsur Kerajinan Bahan Keras


Pengertian Kerajinan dari Bahan Keras

Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara untuk meningkatkan devisa. Diantara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Produk kerajinan dari bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras. Bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :


 1)   Bahan Keras Alami


Kerajinan bahan keras alami adalah kerajinan yang bahan baku pembuatannya masih berasal dari alam atau mengalami pengolahan tanpa mengakibatkan perubahan wujud benda itu. Bahan Keras Alami mudah didapatkan dan relatif murah karena beberapa bahan bisa kita ambil langsung di sekitar kita.

Contohnya yaitu :
-      Kayu
-      Biji – Bijian
-      Bambu
-      Batu
-      Kerang
-      Tulang
-      Rotan
-      Pasir

2)   Bahan Keras Buatan

Berbeda dengan kerajinan bahan keras alami, kerajinan bahan keras buatan adalah kerajinan yang bahannya telah mengalami pengolahan kembali. Contoh kerajinan bahan keras buatan :
-      Kaca
-      Kaleng
-      Logam ( Tembaga, Perak, Kuningan, Emas dan Alumunium )
-      Semen
-      Kawat
-      Timah
-      Besi







sumber :

Berbagai Motif dan Teknik pada Kerajinan Bahan Keras

Macam - Macam Motif Dalam Pembuatan Kerajinan Bahan Keras


Selanjutnya kita akan membahas motif ragam hias pada kerajinan bahan keras, Ragam hias nusantara memiliki perbedaan seperti pada motifnya tapi ada persamaan yang dimiliki oleh kerajinan nusantara seperti jenis, motif hias, pola susunan, pewaarnaan dan lain-lain. sedangan ada beberapa motif yang banyak digunakan untuk menghias antara lain:



a. Motif Realis

Merupakan motif yang dapat di ambil dari keadaan alam yang bersifat nyata, seperti tumbu-tumbuhan, hewan, bentuk batuan, bentuk awan, bentuk matahari dan lain-lain. 

b. Motif Abstrak
Motif abstrak adalah motif yang tidak jelas dengan objek apa yang diterapkan pada motifnya, disisi lain motif ini menggunakan bentuk bebas.

c. Motif Dekoratif
Suatu motif  dengan  tujuan memperindah objek benda yang akan di gambar dalam motifnya. motif ini memodifikasi bentuk alam dengan seindah mungkin tapi tanpa mengubah bentuk aslinya.

d. Motif Geomatris
Merupakan motif yang mempunyai bentuk  teratus dan dapat di ukur dengan alat ukur seperti penggaris. Contohnya adalah lingkaran, kerucut, persegi, segitiga dan lain-lain.


Macam - Macam Teknik Dalam Pembuatan Kerajinan Bahan Keras




1.   Teknik Cor

       Teknik ini sudah ada sejak zaman perunggu. Di gunakan untuk mencetak gending perunggu, kapak, bejana dan perhiasan. Teknik cor di bedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. Teknik Tuang Berulang (bivalve)

        Teknik ini menggunakan 2 keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat di pakai berulang kali, Sesuai kebutuhan. Teknik ini di gunakan untuk mencetak bentuk atau hiasan benda sederhana.

 b. Teknik Tuang Sekali Pakai

       Di gunakan untuk mencetak hiasan yang lebih rumit. Teknikini di awali dengan membuat model dengan tanah liat dan di lapisi lilin. Kemudian menuangkan perunggu di dalamnya. Setelah perunggu dingin cetakan dapat di pecah.

2. Teknik Etsa

       Kata etsa berasal dari bahasa Jerman yang berarti berkorosi atau berkarat. Teknik ini di lakukan dengan merendam benda di dalam larutan asam. Tujuanya untuk melarutkan sebagian dari permukaan benda yang akan di bentuk.

3.  Teknik Ukir

        Merupakan teknik yang sudah di kenal sejak zaman batu muda. Pada saat itu benda benda di rumah tangga di beri ukiran, misalnya gerabah atau kayu. Motif ukirannya : Zig-zag, segitiga, garis, lingkaran dan tumpal.

4.  Teknik Ukir Tekan

       Merupakan teknik membuat hiasan di atas plat logam tipis dengan ketebalan 0,2 mm untuk plat kuningan dan 0,4 mm untuk plat logam tembaga. Teknik ini di lakukan dengan menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk motif yang di inginkan.

5.  Teknik Bubut

       Teknik ini memerlukan alat pemotong , mengiris dan menyayat untuk membentuk benda yaitu pahat bubut. Contoh kerajinan ini adalah vas bunga dari kayu, asbak kayu, dll.

6. Teknik Anyam

       Teknik ini di lakukan dengan cara menyilang-nyilangkan atau menumpang tindihkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras yang dapat menggunakan teknik anyam di antaranya : bambu, rotan , dan plastik.


sumber :

Pengusaha Muda yang Sukses dari Jam Kayu

Lucky, Pengusaha Sukses Jam Tangan Dari Kayu




Pendidikan yang tinggi tidak menjamin kesuksesan. Kadangkala orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi dapat sukses dalam kehidupan. Karena yang penting adalah sikap mau belajar, bekerja keras, kreatif, fokus dan ulet. Hal itu pula yang dialami oleh pria bernama lengkap Lucky Danna Aria yang kini menjadi pengusaha sukses di bidang pembuatan jam tangan dari kayu.

Pria yang selalu berpenampilan rapi ini sebagai perintis dalam membuat jam tangan dari bahan kayu. Ia mampu melihat setiap peluang usaha yang ada dan gigih dalam memperjuangkan usahanya. Sehingga ia sukses dalam bisnisnya tersebut. Dimana setiap bulan, ia mampu menjual sampai 500 jam tangan kayunya.

Jika ditilik ke belakang, sebelum memulai usaha jam tangan kayu merek Matoa, pria yang murah senyum ini merupakan seorang karyawan swasta. Lulusan SMAN 2 Bandung ini telah menjalani berbagai pekerjaan di sejumlah perusahaan. Namun, ia lebih banyak ditempatkan sebagai marketing. Jabatan terakhir yang disandangnya adalah Head of Marketing Communication di sebuah perusahaan kue. Sehingga ia sangat mengetahui betul ilmu tentang pemasaran.

Lucky, Pengusaha Sukses Jam Tangan Dari Kayu



Selepas bekerja di sana, Lucky berwirausaha membuat jam tangan kayu. Produknya laris manis dibeli anak-anak muda di tanah air. Bahkan, jam tangannya telah masuk ke pasar negara Jepang. Strategi pemasaran jam tangan kayunya menggunakan metoda getok tular dimana sebanyak mungkin harus dibicarakan banyak orang. Ia pun menggunakan media sosial dan situs untuk memperkenalkan produknya seperti Twitter dan Instagram. Selain itu, Lucky juga berniat membuat produk lainnya dari bahan kayu seperti speaker, dasi kupu-kupu hingga ke produk furniture.